Selasa, 07 November 2017

Aries - Chapter 6



Chapter 6 - Dia Gadis Liar

Pasar Banyuasri memang ramai pada malam hari. Ivy dan Miftah berada di sana, bergabung dengan semua orang yang tengah melakukan transaksi jual beli. Ivy tidak berniat berbelanja. Ia mengajak Miftah ke sana hanya karena ingin tahu seperti apa suasana pasar di malam hari.

Seperti pasar tradisional pada umumnya, Pasar Banyusari tidak hanya menyediakan kebutuhan pokok. Namun juga ada pedagang yang membuka warung makan. Ivy dan Miftah sepakat untuk membeli nasi kuning yang harganya murah.

Sesekali mereka berbicara dan bercanda. Candaan garing yang membuat Ivy tertawa lalu memutar bola mata malas.

Di sudut lain, Aries melihat keduanya. Tetap saja ia merasa cemburu. Gadis sialan itu rupanya bahagia sudah tinggal bersama Miftah. Mungkin sebelumnya Ivy tidak sudi tinggal dengan ibunya karena hal itu akan membuat gadis itu terkekang kebebasannya. Bisa pergi dari rumahnya mungkin saja merupakan angin segar bagi Ivy. Buktinya, gadis itu kini bisa tertawa bahagia.

“Oh, itu Ivy!” seru Mira yang sudah selesai melakukan transaksi dengan penjual sayur.

Perempuan itu menghampiri Ivy dengan langkah lebar. Dengan terpaksa Aries mengikutinya. Ia tidak melepas tatapannya dari gadis yang tersenyum kikuk disapa ibunya.

“Belanja, Vy?”

Gadis itu tertawa tak enak, “Jalan-jalan, Tan.”

“Di pasar?” dan Mira tertwa ketika gadis itu mengangguk malu, “Kamu ada-ada saja.”

“Tante belanja apa?” tanya gadis itu yang terlihattidak mau menatap Aries sama sekali. Miftah yang berada di sebelah Ivy menghela napas berat. Ini semua tidak akan berhasil.

“Kebutuhan dapur, seperti biasa. Aries tidak mau disuruh pergi sendiri. Gengsi katanya.” Mira tertawa lagi.

Ivy ikut tertawa kecil, “Namanya juga laki-laki, Tan.”

“Gimana tempat tinggal kamu yang baru, Vy?”

“Lumayan—”

“Tentu saja dia menyukainya, Bu. Dia bebas melakukan apapun sekarang bersama pacarnya.” Sela Aries sinis.

“Maksudnya?” Mira bertanya tak paham dengan kalimat putranya.

“Ibu pikir saja apa yang sering dilakukan oleh gadis tanpa orang tua. Nakal dan tidak terkendali.”

Miftah yang sejak tadi berdiam diri tak urung merasa marah karena Aries tak berhenti merendahkan Ivy. Ivy yang merasakan perubahan gestur tubuh Miftah segera memegang tangan lelaki itu.

“Maaf, Tante. Kami harus pergi, permisi.”

Aries menatap tautan tangan keduanya yang berlalu dengan ekspresi muram. Kalimatnya keterlaluan, tetapi hal itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

“Kita bicara di rumah.” Tutur Mira final karena mencium adanya ketidakberesan antara putranya dengan gadis yang diamanahkan padanya.

Tiba di rumah, Aries duduk serampangan di sofa. Lelaki itu manatap sang ibu tanpa minat.

“Apa maksud perkataanmu tadi?” Mira menyipitkan matanya curiga.

“Apa?” Aries balik bertanya, “Oh, Ibu tidak tahu kan, kalau rumah ini sudah Ivy jadikan sebagai tempat bermesum ria dengan si brengsek itu?”

“Maksud kamu Ivy dengan Miftah? Jangan sembarangan kamu. Mereka bersahabat secara sehat, Aries!” bela Mira terang-terangan.

“Tidak ada sahabat yang tidur bersama, Bu.”

“Jangan menuduh mereka sembarangan kalau kamu tidak punya bukti.”

“Miftah yang mengatakannya sendiri padaku kalau mereka sudah tidur bersama!” sengit Aries.

Mira tentu terkejut bukan main. Tetapi ia masih percaya bahwa suatu kejanggalan telah terjadi.

“Kamu tahu tidak kalau Miftah itu sudah punya pacar? Ibu bahkan pernah bicara pada pacaranya via video call.”

“Lalu?” Aries bertanya ketus, “Itu tidak menutup kemungkinan bagi Ivy untuk tidak tidur dengan Miftah kan? Aku bahkan pernah melihat Miftah mencium gadis itu di depan pintu, Bu! Ivy itu gadis nakal, dia tidak sepolos dulu lagi.”

“Ibu tetap tidak percaya.” Mira menekankan kata tetap, “Kamu tahu di mana Ivy tinggal sekarang?”

“Tentu saja di tempat Miftah. Aku tidak akan heran jika nanti Ivy hamil di luar nikah.”

“Anak bodoh!” nyinyir Mira kepada putranya, “Ivy mengontrak rumah, Aries. Dan Ibu sudah memberitahumu alamatnya. Kamu pikir dia semiskin itu hingga tidak bisa menyewa atau bahkan membeli rumah untuk ditinggali hingga harus menumpang?”

Mengontrak? Aries memperbaiki posisi duduknya.

“Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat taksi mengantarakannya ke gedung apartemen, Bu. Ada Miftah yang menunggunya di sana.”

“Kalau kamu tidak percaya, kamu datangi saja alamatnya.” Mira menjeda ucapannya, “Tunggu. Jangan katakan kalau kamu yang sudah membuat Ivy pergi dari rumah ini.”

“Memang aku. Aku tidak sudi ibu tinggal dengan gadis jalang seperti Ivy.”

“Astaga, Aries!” Mira benar-benar tak habis pikir, “Kamu pikir yang kamu lakukan itu benar?”

“Ya.” Jawab Aries mantap.

“Aries, Ibu tidak tahu harus mengatakan apa lagi padamu. Sebaiknya kamu cari tahu sendiri kebenarannya. Ibu yakin gadis itu pasti sakit hati karena ulahmu.”

Sakit hati? Tidakkah ibunya melihat betapa bahagia gadis itu sekarang? Ivy bebas untuk tidur dengan siapa pun. Orgasme telah mengembalikan kebahagiaan gadis itu. Pikir Aries sinis.
lll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan yaa :)

My Step Brother - 6 (Ending)

Chapter 6 ( Ending) Dua hari kemudian Bian membuka akun instagramnya. Gerahamnya segera saja bergemeletuk menahan geram ketika menda...