NOT FOR UNDERAGE
WARNING: 21+
Elsa membuka matanya dan
langsung berjengit ketika bertatapan langsung dengan mata tajam itu.
Ketakutan menggumpali dadanya, membuatnya sesak dan ingin menangis.
"R-Rexan.."
Rexan tersenyum sendu. "Jangan takut padaku Els. Kenali sentuhanku."
Elsa menahan napas. Tangan Rexan yang membelai tubuhnya membuat ia sadar kalau mereka telanjang bulat. Buruknya, Rexan tengah menindihnya dengan kejantanan yang siap meluncur ke kewanitaannya.
"Maafkan aku Els. Maafkan kekejamanku yang melukaimu tanpa perasaan." lelaki itu berbisik penuh penyesalan di depan bibir Elsa. "Biarkan aku menebusnya dengan kelembutanku Els. Kita akan benar-benar bercinta malam ini."
"Ahh.." kejantanan Rexan memasukinya. Harusnya Elsa menghindar. Tapi hati kecilnya memintanya untuk merengkuh kenikmatan yang Rexan tawarkan melalui pemujaan terhadap tubuhnya.
"Dengarkan ini sayang. Aku, Rexan Abimanyu Reagan menginginkanmu menjadi milikku Ellysa."
"Aku.. ahh.. Rexan.." Elsa menyentak kepalanya ke belakang. Perlakuan lembut Rexan membuatnya terombang-ambing dalam kenikmatan.
Ketika penyatuan mereka selesai, Rexan kembali membuai Elsa di dalam pelukannya. Dikecupnya pergelangan tangan Elsa yang ia genggam. Tanpa diketahuinya, gadisnya mengukir senyum dalam lelapnya. Tanpa Elsa sempat mencegah, Rexan tak hanya berhasil memasuki kehidupannya. Namun juga hatinya yang baru saja sadar telah mengenal Rexan sebagai pemiliknya.
***
"Bangun pemalas. Kamu harus pergi ke sekolah hari ini." Rexan mengecup bibir Elsa berkali-kali.
Elsa menggeliat dalam tidurnya, merasa sangat terganggu. Ayolah, biarkan Elsa tertidur sebentar lagi. Ia begitu lelah, mulai dari kemarin pagi ia tak berhenti menangis. Dan malamnya dilanjutkan dengan percintaan yang dilakukannya dengan Rexan. Tak bisakah Rexan berhenti mengganggu istira.. Tunggu. Rexan?
Elsa langsung terjaga. Kedua matanya terbuka lebar.
"Kamu semakin lucu saat terkejut seperti itu." Rexan berdiri menjulang di samping Elsa. Rupanya lelaki itu sudah rapi, tapi kenapa memakai jas?
"Aku akan mengantarmu ke sekolah sebelum ke kantor."
Elsa menarik selimutnya semakin ke atas, menyisakan matanya yang terlihat. Ia tak nyaman berada di bawah tatapan lapar Rexan. Itu membuatnya malu.. dan bergairah. Astaga!
"Aku akan menunggumu di luar." ujar Rexan serak.
Tak butuh waktu lama bagi Elsa untuk bersiap-siap. Satu jam kemudian ia sudah keluar dari kamar dalam keadaan rapi dan segar. Ia melihat Rexan duduk bersandar di sofa sambil menyilang kaki.
"Aku, eh, sudah siap." Elsa mendekat.
Rexan menyeringai, "Untuk bercinta? Aku juga siap."
Elsa mengerutkan bibirnya dan memutar bola mata jengah. "Apa yang ada di pikiranmu hanya selangkangan seorang wanita?"
Tawa Rexan berderai. "Selangkanganmu lebih tepatnya sayang. Ayo pergi sebelum aku benar-benar menerkammu."
Mereka hanya berdua di dalam lift. Rexan yang tiba-tiba menarik tali rambutnya hingga rambutnya tergerai membuat Elsa menoleh. Tak mengerti dengan apa yang Rexan lakukan.
Rexan hanya memeluk Elsa dari belakang dengan dagu yang ditumpu di pundaknya. "Leher cantikmu hanya aku yang boleh menikmatinya." kemudian lelaki itu mengendus aroma yang menguar dari rambut panjang Elsa. "Kamu manis sekali. Boleh aku menciummu?"
"Kamu mesum sekali!"
Pintu lift terbuka dan Elsa segera melepaskan diri, hanya untuk kembali terhuyung ke belakang karena menabrak sesuatu. Seseorang lebih tepatnya.
"Maaf, maaf Bibi. Saya tidak sengaja." gumam Elsa sambil berkali-kali menunduk.
"Rexan,"
Rexan menarik Elsa ke pelukannya. "Untuk apa kau kemari?"
"Menemui putraku. Apa salah?"
Elsa mendongak untuk mengetahui ekspresi Rexan, ia tak mengerti mengapa air muka Rexan menjadi keras padahal lelaki itu tengah berbicara dengan ibunya.
"Gadis di pelukanmu, cantik sekali. Kamu tak berniat memperkenalkannya padaku, putraku?"
"Jangan pernah mengusik gadisku Ibu!"
Elsa mendengar tawa yang mengalun anggun. "Apa yang kamu pikirkan hingga mengira ibumu ini akan mengusik kehidupan gadismu Rex? Ibu hanya ingin mengenalnya."
Tanpa sadar Elsa menganggukkan kepalanya setuju. Merasakan gerakan kepala Elsa itu, tubuh Rexan menegang. Tawa kecil ibunya semakin menjadi.
"Ibu pikir gadismu tak kan keberatan kalau kita bertemu lagi nanti." perempuan yang Rexan panggil ibu itu memutar badan dan melangkah menjauh sampai tak lagi terlihat oleh matanya.
"Rexan, sesak.." keluh Elsa sebal karena Rexan tak kunjung melepasnya.
Rexan menghembuskan napas gusarnya. "Kamu tak boleh bertemunya lagi sayang. Dan jangan tanya kenapa."
***
Next: Beautiful Desire - 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan yaa :)