NOT FOR UNDERAGE
WARNING: 21+
WARNING: 21+
Oh Tuhan.
Elsa memejamkan mata
pasrah. Entah apa yang terlintas di pikirannya hingga dengan mudah ia
mengikuti perintah Rexan untuk ke kantor lelaki itu sepulang sekolah.
Rexan dan pengaruhnya ternyata tak terlalu bagus untuk Elsa.
"Ah!" Elsa menjambak rambut Rexan, mendorong kepala lelaki itu ke lehernya yang mendamba.
"Milikku." Rexan
mendesis di telinganya. Lengannya dengan possesif memeluk tubuh Elsa di
pangkuannya. Gadis itu jelas bisa merasakan betapa Rexan menginginkan
sesuatu di balik celana dalamnya.
Kemudian, bibir Rexan
kembali bertemu bibirnya. Menciumnya keras, bergairah. Tak cukup sampai
di situ, Rexan memanjakan Elsa dengan remasan lembut di payudara. Dan
Elsa kembali melenguh karenanya.
"Oh Elsa, Elsaku, milikku," Rexan menyatukan kening mereka. Menggosokkan pucuk hidung mereka. "Buka matamu."
Biru itu redup, semakin
menggoyahkan pertahanan diri Rexan yang sudah hampir hancur. Dan Rexan
kembali menautkan bibir mereka dalam sebuah ciuman dalam.
Elsa memundurkan kepala
terengah-engah. Bibirnya panas, seluruh tubuhnya panas oleh percikan
gairah yang Rexan nyalakan. Pintu diketuk dan Elsa buru-buru mengaitkan
branya kembali dan mengancingkan seragam. Hal itu dihadiahi senyuman
geli Rexan.
"Masuk." gumam Rexan
sembari mengetatkan pelukannya agar Elsa diam di pangkuannya. Gadis itu
dengan segera menyembunyikan wajah di dadanya ketika pintu dibuka.
Emilia masuk dan
wajahnya bersemu melihat bosnya tengah memangku gadis itu, namun begitu
ia tetap tersenyum profesional dan menyampaikan maksudnya. "Mr. Nasuma
telah menunggu untuk meeting Pak."
Rexan mengangguk,
sebelum menjawab ia lebih dulu berbisik di telinga Elsa. "Kutinggal
sebentar?" dan gadis itu, yang belum pulih dari malunya hanya
mengangguk.
"Aku akan ada di ruang meeting dalam lima belas menit."
"Baik Pak."
Setelah mendengar pintu
ditutup, barulah Elsa mengangkat wajah. Rexan dengan lembut membelai
wajah gadis itu, ibu jarinya di bibir bawahnya dan matanya kembali
berkabut.
"Ini hari ke tujuh," gumam Rexan serak.
Elsa menahan napasnya. "Ya," bisiknya membenarkan.
Rexan mendekap kembali
gadis itu ke dadanya. "Oh, sayang. Aku berjanji kita akan bercinta.
Dengan keras dan intens. Kamu dengar? Keras dan intens."
"Ya."
Rexan mengulum senyum
main-mainnya ketika berkata, "Aku yakin vaginamu sudah siap untukku.
Tunggu aku sekitar empat puluh lima menit dan kita pasti bercinta."
"Ya," jawab Elsa terengah. "Empat puluh lima menit."
***
"Apa kamu tau seberapa cantiknya dirimu hm?" Rexan menanamkan ciuman di punggung Elsa.
"Tidak."
"Oh kamu sangat cantik
sayang. Dan kamu milikku. Menungging cantik!" Rexan memukul pantat gadis
itu dan Elsa memekik. Ia menahan berat tubuhnya dengan menumpukannya di
kedua siku, payudaranya bergelantungan dengan indah. Pucuk hidung Rexan
di bibir vaginanya dan Elsa melenguh.
Lelaki itu membuka bibir vagina Elsa dengan jemarinya, lalu mengecupnya ringan. Satu jarinya menyelip masuk kemudian berputar.
"Rexan, please.." Elsa menggoyang pinggulnya, tak tahan dengan gerakan memutar Rexan yang terlalu pelan. Menyiksa.
"Ssh, diam Els. Atau ini
akan semakin lama." dijilatnya vagina Elsa rakus, sedikit menekan di
bagian keras seperti biji kacang hijau gadis itu.
Rexan yang tiba-tiba
menjauh membuat Elsa mendesah kecewa, tapi kemudian gadis itu mengerang
nikmat saat Rexan menyatukan dirinya dari belakang dan menghentaknya
keras, cepat dan dalam.
"Rexan, pengamannya!" Elsa menjerit.
"Aku benci benda itu! Ohh, kamu sangat nikmat!"
Elsa memutar pinggul,
menyentak berlawanan hingga milik Rexan tenggelam lebih dalam. Oh ya
ampun.. keluar.. masuk.. keluar.. masuk.. nikmat sekali..
"Datanglah Els! Berikan padaku!"
Elsa mengejang, desahan
kencangnya menggema di kamar Rexan. Dan Rexan melonglong nikmat dari
tenggorokannya saat ia menyusul orgasme Elsa yang memukau. Ia berguling,
menarik Elsa ke lengannya lalu memeluknya erat.
"Terimakasih, aku
mencintaimu Els." Rexan memegang dagu Elsa dan mulutnya bertemu dengan
mulut gadis itu yang terbuka. Elsa terengah ketika Rexan menggosok pucuk
hidungnya dengan hidung lelaki itu. "Aku tidak tau kapan perasaan ini
tumbuh. Mungkin saat pertama kali aku menciummu, bercinta denganmu atau
melihat kamu. Atau saat tiba-tiba kamu menghindariku. Aku butuh kamu.
Aku tak ingin kamu pergi Els, jangan pernah pergi dariku atau aku
sendiri yang akan mengikatmu di sisiku."
Elsa memberanikan diri
menyentuh pipi Rexan, lelaki itu menikmati dengan mata tertutup.
Menangkup tangan Elsa agar tetap berada disana.
"Aku tidak Rexan. Aku
tak akan pergi." bisiknya tercekat. Bagaimana ia bisa pergi kalau ia
telah lebih dulu mencintai Rexan? Dan mendengar lelaki itu juga
mencintainya terasa.. indah.
"Kamu milikku."
Senyum Elsa melebar, "Ya Rexan, ya."
"Ya ampun." Rexan terkekeh, "Apa yang kamu lakukan padaku Elsa?"
Tak ada jawaban berarti
dari Elsa karena apa yang Rexan tanyakan hanyalah bentuk
ketidakpercayaan lelaki itu bahwa dirinya sudah seperti remaja labil
yang baru merasakan cinta. Cinta yang benar-benar cinta. Rexan tak hanya
mencintai tubuh Elsa, tapi semua yang ada pada diri gadis itu. Jangan
tanya mengapa Rexan mencintainya karena Rexan pun tak bisa menelaah
apalagi memaparkan alasannya. Setelah beberapa tahun berlalu, akhirnya
Rexan jatuh cinta lagi. Terhadap seorang gadis mungil yang kini terlelap
di pelukannya.
Oh, tidak. Elsa tak
tidur. Gadis itu hanya memejamkan mata. Rexan mengecup bibirnya dengan
keras dan mata gadis itu terbuka. Kecupan itu disusul lumatan-lumatan
dalam yang berlangsung lama. Elsa dengan sendirinya melingkarkan sebelah
kakinya ke pinggang Rexan dan Rexan mendorong pinggulnya maju.
Kejantanannya kembali tenggelam di liang hangat Elsa. Keduanya mendesah
bersamaan.
Dan, ya, mereka terjatuh dalam jurang kenikmatan. Lagi.
***
Next: Beautiful Desire - 13
1xbet korean - Legalbet
BalasHapus1xbet korean. Website · Website. kadangpintar 1xbet ld · Website · 1xbet ld. Website. 1xbet หารายได้เสริม ld. Website. 1xbet ld. Website. 1xbet ld. Website. 1xbet 1xbet ld. Website.